PENGERTIAN WHITE BALANCE
Salah satu
fitur penting pada kamera digital adalah fitur White Balance. Fitur ini bisa
dijumpai pada semua kamera digital mulai dari kamera pada ponsel, kamera saku
hingga kamera DSLR. Mengapa fitur ini tergolong penting? Jawabannya tak lain
adalah karena fitur ini akan menentukan ketepatan warna dari setiap foto yang
kita buat. Warna yang dihasilkan kamera digital bisa dipengaruhi oleh sumber
cahaya yang digunakan saat kita memotret, apakah sinar matahari, lampu kilat
atau sumber lainnya.
Cahaya sendiri
sebenarnya merupakan perpaduan dari berbagai spektrum warna yang bercampur
sehingga bermacam sumber cahaya memiliki karakter warna yang berbeda. Dalam
fotografi dikenal bermacam sumber cahaya yang disesuaikan dengan kondisi
pemotretan, seperti sinar matahari, lampu kilat, lampu ruangan (bohlam atau
neon) hingga lampu studio. Meski kesemua sumber cahaya itu memiliki warna yang
nampak sama bagi mata manusia, tidak demikian halnya dengan kamera. Sebuah
sumber cahaya seperti lampu pijar akan cenderung berwarna kekuningan (atau
oranye) sementara sumber cahaya lainnya ada yang cenderung kebiruan .Warna dari
berbagai sumber cahaya ini dan dinyatakan dalam temperatur warna (derajat
Kelvin) dengan rentang temperatur antara 1.000 K hingga 10.000 K. Semakin
rendah temperatur sebuah sumber warna, maka warnanya akan semakin kekuningan
(warm). Semakin tinggi temperaturnya, warnanya akan semakin kebiruan (cool).
Meski bagi mata manusia perbedaan temperatur warna ini tidak menjadi masalah,
namun dalam fotografi digital hal ini bisa mengganggu warna akhir yang dihasilkan.
Bagi mata manusia, benda putih akan tampak putih dibawah sumber cahaya yang
berbeda. Pada kamera, benda putih bisa nampak kekuningan bila disinari lampu
dengan temperatur warna rendah, atau kebiruan bila disinari sumber cahaya
dengan temperatur tinggi. Hal ini karena mata manusia memiliki kemampuan
kompensasi warna sedangkan kamera hanya merekam warna apa adanya, temperatur
warna dari sumber cahaya yang dipakai bisa berpotensi menggeser warna yang
dihasilkan oleh kamera sehingga sebuah foto bisa nampak tidak natural.
Untuk itulah
pada kamera digital diberikan sebuah fitur yang bernama White Balance (WB),
yaitu suatu proses kompensasi warna yang dilakukan pada kamera untuk mencegah
hasil foto yang warnanya tidak natural. Proses WB pada kamera akan menyesuaikan
dengan temperatur warna yang dipancarkan dari sumber cahaya sehingga benda yang
berwarna putih akan tetap tampak putih, tidak terlalu oranye atau kebiruan.
Mengapa harus
benda putih? Hal ini karena benda putihlah yang mudah untuk dijadikan acuan
sekaligus mampu bereaksi terhadap perubahan warna dari sumber cahaya. Warna
putih tidak mengenal kompromi, tidak ada putih muda atau putih tua, tidak ada
putih kebiruan atau putih kekuningan. Warna putih akan jadi kuning bila
disinari cahaya kuning, dan akan jadi biru bila disinari lampu berwarna biru.
Maka itu benda putih bisa menjadi tolok ukur tepat atau tidaknya pengaturan WB
kamera. Bila kamera diset dengan WB untuk temperatur warna rendah namun diberi
sumber cahaya yang temperatur warnanya lebih tinggi maka hasilnya benda putih
tadi akan jadi kebiruan, sebaliknya bila kamera diset dengan WB untuk
temperatur warna tinggi namun diberi sumber cahaya yang temperatur warnanyaa
lebih rendah maka hasilnya benda putih tadi akan jadi kekuningan (atau oranye).
Prinsip kerja
White Balance pada kamera:
Proses White
Balance pada kamera digital bisa dilakukan secara otomatis oleh kamera,
istilahnya Auto White Balance (AWB), tersedia pada semua kamera digital dari
kamera ponsel hingga kamera high-end. Bila hasil dari AWB tidak memuaskan kita
juga bisa memilih berbagai nilai preset WB yang tersedia pada kamera digital.
Pada kamera modern bahkan tersedia pilihan untuk melakukan kalibrasi secara
manual.
Auto White
Balance (AWB) adalah proses internal kamera digital yang secara otomatis akan
menyesuaikan terhadap temperatur warna dari sumber cahaya yang ada. Bisa
dibilang dalam proses ini kamera ‘menebak’ temperatur warna dari sumber cahaya
yang ada lalu melakukan kompensasi dengan pergeseran warna seperlunya sehingga warna
yang dihasilkan menjadi natural. Mode AWB ini dalam kebanyakan kasus bisa
diandalkan untuk pemakaian outdoor siang dan malam hari, dengan atau tanpa
lampu kilat. Seberapa baik AWB ini bisa mendapat warna putih yang natural
sangat ditentukan oleh berbagai faktor seperti jenis sumber cahaya, suasana
sekitar dan warna dari obyek yang difoto. AWB akan lebih aman bila digunakan
saat siang hari dan pemakaian lampu kilat, dan AWB bisa memberikan kinerja yang
berbeda-beda bila menemui sumber cahaya yang temperaturnnya cukup rendah atau
cukup tinggi. Bila dengan memakai AWB tidak memberikan hasil yang memuaskan,
gunakan preset WB yang sudah disesuaikan dengan berbagai macam temperatur
warna.
Berikut ini adalah beberapa
preset WB yang umum ditemui di kamera digital, diurut dari temperatur terendah
hingga tertinggi :
- Tungsten atau Incandescent
(2500-3500K) :
Preset ini
cocok untuk mengkompensasi sumber cahaya seperti lampu pijar yang berwarna
kekuningan dan biasanya dipakai untuk memotret indoor tanpa lampu kilat. Bila
preset ini dipakai pada sumber cahaya lain hasilnya akan sangat biru.
- Flourescent (4000-5000K) :
Peset yang disesuaikan dengan
temperatur warna dari lampu neon. Di pasaran umumnya tersedia lampu neon dengan
dua pilihan yaitu warm white dan cool daylight, dimana temperatur warna kedua
jenis ini berbeda. Warm white punya temperatur rendah mendekati lampu pijar,
sedang cool daylight punya temperatur warna mendekati sinar matahari di siang
hari.
- Daylight (5000 - 6500K) :
Cocok digunakan bila memotret di
luar ruangan siang hari dengan sinar matahari langsung.
- Flash (5600K) :
Preset yang disesuaikan dengan
temperatur warna dari lampu kilat kamera. Temperatur warna ini dianggap yang
paling natural, tidak kebiruan atau kekuningan.
- Cloudy (6500 - 8000K) :
Preset ini untuk dipakai di saat
siang hari namun kondisi berawan (kadang bila memakai AWB hasilnya agak
kebiruan). Preset ini bisa menghasilkan warna yang lebih hangat bila dibanding
dengan preset Daylight saat dipakai di siang hari.
- Shade (8000-10000K) :
Preset untuk menghadapi
temperatur warna amat tinggi, biasanya terjadi saat berada di bawah bayangan
matahari atau kondisi sangat berawan. Gunakan preset Shade bila dengan AWB anda
masih mendapati hasil foto yang kebiruan. Bila preset ini dipakai pada sumber
cahaya lain hasilnya akan sangat kekuningan.
Dengan memilih
setting preset WB diatas, pada prinsipnya kitalah yang memberitahu kamera akan
Asumber cahaya yang kita gunakan untuk memotret. Dengan demikian diharapkan
kamera akan memberikan hasil WB terbaiknya untuk sumber cahaya yang ada.
Khususnya untuk sumber cahaya matahari, pemilihan preset WB tidak harus selalu
memakai preset Daylight semata, karena temperatur warna matahari juga
tergantung pada waktu, ketinggian dan awan. Bila memakai preset Daylight atau
memakai AWB masih menghasilkan warna yang kebiruan (artinya preset yang kita
pilih masih terlalu rendah) bisa mencoba menaikkan temperaturnya dengan memakai
preset Cloudy bahkan Shade. Sebaliknya bila foto kita kekuningan (artinya preset
yang kita pilih terlalu tinggi), turunkan temperaturnya dengan memakai preset
lampu neon bahkan lampu pijar.
Pada kamera
tertentu tersedia juga fasilitas untuk melakukan manual preset dengan cara
mengarahkan kamera ke obyek berwarna putih atau abu-abu untuk mendapat warna
yang paling natural. Untuk itu tersedia sebagai aksesori sebuah alat bantu
bernama grey card yang biasa dipakai untuk pengaturan WB yang lebih presisi.
Bila ketepatan warna menjadi hal yang mutlak, disarankan memotret memakai
format RAW sehingga warna yang dihasilkan bisa diatur dengan akurat melalui
komputer.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar