Pengertian
panning (Daftar Istilah
Fotografi L-R) adalah teknik dalam fotografi untuk memberikan kesan gerak,
Pada teknik panning ini ojek utama (fokus)-nya
adalah benda bergerak, dengan latar belakang (background) blur atau
terkesan bergerak (motion).
Berbekal tips dari Mark Wallace di situs Adorama, saya mencoba memotret tiga objek berbeda yang kecepatan geraknya juga berbeda. Berikut tips-nya:
1. Gunakan Shutter Priority Mode, ini berhubungan dengan tips berikutnya,
2. Atur kecepatan rana (shutter speed) yang lambat (slow speed) antara 1/10 - 1/40sec. Sesuaikan dengan kecepatan objek. Seperti kecepatan pada delman, sepeda dan gokart, semakin cepat objek gunakan shutter speed yang lebih cepat.
3. Focus Mode, gunakan Continuous-servo Auto Focus, tentunya karena objek yang akan kita foto adalah benda bergerak.
4. AF-area Mode, gunakan Center Auto Focus Point / Single-point AF
5. Idealnya potretlah subjek saat berada tepat di depan kamera,
6. Tips ini agak kontradiktif dengan no.5, tapi menurut saya merupakan ide yang bagus untuk berlatih pada awalnya. Gunakan Continuous Drive Mode, untuk mendapatkan frame yang terbaik.
Berbekal tips dari Mark Wallace di situs Adorama, saya mencoba memotret tiga objek berbeda yang kecepatan geraknya juga berbeda. Berikut tips-nya:
1. Gunakan Shutter Priority Mode, ini berhubungan dengan tips berikutnya,
2. Atur kecepatan rana (shutter speed) yang lambat (slow speed) antara 1/10 - 1/40sec. Sesuaikan dengan kecepatan objek. Seperti kecepatan pada delman, sepeda dan gokart, semakin cepat objek gunakan shutter speed yang lebih cepat.
3. Focus Mode, gunakan Continuous-servo Auto Focus, tentunya karena objek yang akan kita foto adalah benda bergerak.
4. AF-area Mode, gunakan Center Auto Focus Point / Single-point AF
5. Idealnya potretlah subjek saat berada tepat di depan kamera,
6. Tips ini agak kontradiktif dengan no.5, tapi menurut saya merupakan ide yang bagus untuk berlatih pada awalnya. Gunakan Continuous Drive Mode, untuk mendapatkan frame yang terbaik.
Dalam melakukan teknik panning, untuk mendapatkan kesan gerak
(motion blur) pemotretan dilakukan secara horizontal (objek bergerak dari kanan
ke kiri atau sebaliknya), efek motion blur ini tidak akan didapatkan / tidak
maksimal hasilnya untuk objek yang bergerak dari arah depan mendekati posisi
kita atau sebaliknya menjauhi kita. Pada contoh foto, objek bergerak dari kanan
ke kiri.
Dengan pengaturan kamera di atas,
1. Tekan setengah tombol rana (shutter button) untuk melakukan fokusing pada objek saat masih berada di sisi kanan
2. Pada posisi fokusing tersebut (tetap tekan setengah tombol shutter), ikuti pergerakan objek dari kanan ke kiri, seirama dengan kecepatannya.
3. Saat objek tepat berada di depan kita, tekan penuh tombol shutter.
4. Lihat hasilnya, jika objek bergerak masih belum terlihat tajam (blur), kemungkinan besar saat menekan tombol shutter terjadi gerakan mendadak yang menimbulkan shake (goyang) pada kamera.
6.
Untuk menamba variasi atau daya
tarik lain, bisa memotret dengan gaya ’frog eyes’ atau ’bird view’
Gunakan
penerangan alami atau bounced flashlight (sinar blitz yang dipantulkan
ke langit-langit). Kalau bisa hindari penggunaan lampu kilat langsung.
Usahakan
untuk menunjukkan situasi beritanya, kalau mungkin.
Namun sukses surat kabar dalam
menyajikan gambar lebih banyak bergantung kepada editor fotonya yang
memberi perintah (assignment) kepada fotografer dan memilih
foto-foto yang masuk di mejanya, dan melakukan cropping kalau perlu.
Batasan sukses atau tidaknya sebuah foto jurnalistik tergantung pada persiapan yang matang dan kerja keras bukan pada keberuntungan. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa ada foto yang merupakan hasil dari Tetapi seorang jurnalis profesional adalah seorang jurnalis yang melakukan riset terhadap subjek,mampu menetukan peristiwa potensial dan foto seperti apa yang akan mendukungnya (antisipasi). Itu semua sangat penting mengingat suatu moment yang baik hanya berlangsung sekian detik dan mustahil untuk diulang kembali,Etika, empati, nurani merupakan hal yang amat penting dan sebuah nilai lebih yang ada dalam diri jurnalis foto,Seorang jurnalis foto harus bisa menggambarkan kejadian sesungguhnya lewat karya fotonya, intinya foto yang dihasilkan harus bisa bercerita sehingga tanpa harus menjelaskan orang sudah mengerti isi dari foto tersebut dan tanpa memanipulasi foto tersebut.
Foto jurnalistik terbagi menjadi beberapa bagian:
1. Spot news : Foto-foto insidential/ tanpa perencanaan. (ex: foto bencana, kerusuhan, dll).
2.General news : Foto yang terencana (ex : foto SU MPR, foto olahraga).
3.Foto Feature : Foto untuk mendukung suatu artikel.
4.Esai Foto : Kumpulan beberapa foto yang dapat bercerita.
Dasar kelahiran pertumbuhan jurnalistik foto, menurut Soelarko ditentukan oleh tiga faktor:
1. Rasa ingin tahu manusia, yang merupakan naluri dasar, yang menjadi wahana kemajuan.
2. Pertumbuhan media massa sebagai media audio visual, yang memuat tulisan (atau uraian mulut) dan gambar (termasuk gambar yang hidup).
3. Kemajuan teknologi, yang memungkinkan terciptanya kemajuan fotografi dengan pesat (termasuk perfilm-an dan video untuk pemberitaan)
Dalam dunia jurnalistik, foto merupakan kebutuhan yang vital. Sebab foto merupakan salah satu daya pemikat bagi para pembacanya. Selain itu, foto merupakan pelengkap dari berita tulis. Penggabungan keduanya, kata-kata dan gambar, selain menjadi lebih teliti dan sesuai dengan kenyataan dari sebuah peristiwa, juga seolah mengikutsertakan pembaca sebagai saksi dari peristiwa tersebut,Kelebihan dari sebuah foto sebagai medium komunikasi visual menjadikan lebih mudah dipahami dari pada tulisan yang membutuhkan tenaga dan pikiran.
Oscar Motuloh, fotografer dan supervisor biro foto Antara
“… Seorang jurnalis foto tidak sekedar menampilkan kekerasan dan darah tetapi juga merekam peristiwa-peristiwa di sekitar kita yang menarik untuk diabadikan, foto jurnalistik dan foto dokumentasi mempunyai dasar yang sama, keduanya berdasarkan realitas kehidupan. Keduanya hanya dibatasi oleh suatu garis yang tipis yaitu dipublikasikan atau tidak. Foto jurnalistik dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu spot dan feature. Foto spot lebih bersifat berita, sedangkan foto feature memberi informasi yang tidak mudah basi, seperti essay foto yang banyak terdapat di majalah National Geographic dan keduanya berkembang pesat.”
Hendro Subroto, wartawan perang senior
“… foto jurnalistik harus bisa menceritakan kejadian sehingga tidak banyak komentar pun orang sudah tahu cerita fotonya foto itu dan yang terpenting dalam foto jurnalistik adalah moment”
DEFINISI
Jurnalistik berasal dari bahasa Belanda “Journalistich” atau dalam bahasa Inggris “Journalism” yang bersumber dari bahasa Perancis “Journal”, asal kata dari “Jour” yang berarti hari. Jadi journal berarti catatan harian,Journalistich berarti pengetahuan tentang penyiaran catatan harian dengan segala aspeknya, meliputi : mencari, mengolah, sampai kepada menyebarluaskan catatan harian tersebut. Dan yang disebarluaskan itu adalah apa yang biasa kita sebut sebagai berita,
Menurut Prof. Mitchel V. Charnley :
“News is timely report a fact or opinion of either interest or important or both to a considerable number of people”
(Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau opini yang penting atau menarik minat, atau keduanya bagi sejumlah besar orang.)
Fungsi jurnalistik :
• menyiarkan informasi
• mendidik
• menghibur
• mempengaruhi
Ciri-ciri surat kabar dan majalah :
• Universalitas
• Aktualitas
• Periodisitas
• Publisitas
Fotografi oleh pers disebut jurnalistik foto (Journalism Photography), dan foto-foto yang dihasilkan untuk Pemberitaan disebut foto berita (press foto atau news foto).